Newest Post
Keluhan mengenai stabilitas skuter
dan gejala ban licin atau 'ngebuang' pada skutik ternyata disebabkan
oleh beragam faktor. Maraknya jenis skuter yang beredar di pasaran
menyebabkan keragaman faktor tadi menjadi lebih bervariasi lagi. Nah
lho! Banyak banget dong?
Sebetulnya tidak sebanyak yang Anda
pikirkan, namun tetap butuh perhitungan yang cukup rumit untuk
benar-benar menentukan di mana letak kesalahannya. Jadi lebih baik
hitung-hitungan itu diserahkan saja kepada ahlinya. Hehehe... Untuk kita
yang lebih awam, ada penjelasan yang menggunakan bahasa yang masih bisa
kita mengerti.
Ada sebuah fakta bahwa skutik yang
merajai pasar di Indonesia adalah hasil produksi Thailand. Skutik
Thailand sepertinya memang sengaja diproduksi khusus untuk wilayah Asia
(Tenggara?) dan tidak menembus pasar dunia. Silahkan coba bandingkan
produk yang ditawarkan di situs AP Honda Thailand dan Powersports Honda
Internasional. Anda dapat dengan mudah melihat perbedaan yang mencolok
dari produk-produk tersebut.
Apabila dibandingkan dengan
skuter-skuter yang dijual di luar negeri (non-Thailand), kita dapat
dengan mudah menemukan perbedaan mendasar yaitu pada ukuran roda dan tapak ban yang
digunakan. Rata-rata skuter di luar negeri menggunakan roda ring 10"
s/d 12". Untuk kelas maxi-scooter, rata-rata menggunakan roda ring 14"
untuk belakang dan 15" untuk depan. Ada juga yang menggunakan roda 16"
untuk kelas skuter menengah. Namun kesamaannya adalah penggunaan ban
tapak lebar (120 mm ke atas). Saya hanya menemukan satu varian skuter
yang menggunakan ban model kurus seperti di Indonesia, yaitu Yamaha Why yang menggunakan ring 16" dengan lebar ban kurang dari 100 mm. Bukan
berarti design Thailand itu nggak beres lho. Namun saya masih penasaran
dan ingin terus mencari titik nyaman yang pas untuk Vario saya.
Ukuran tapak ban jelas membantu menambah traksi terhadap aspal. Saya
menjadi lebih yakin terhadap hal ini semenjak memperhatikan sebuah Kymco
Grand Dink yang melaju dengan kencang namun tetap stabil. Sangat jelas
terlihat bahwa tapak ban lebar yang dimilikinya memperkuat traksi
sehingga laju bisa tetap stabil meskipun sambil menyelip-nyelip di
antara kendaraan roda 4 yang ada. Padahal Grand Dink itu termasuk besar
ukurannya dibandingkan dengan Vario, tapi lincahnya setengah mati!
Hehehe...Kapan yah saya bisa beli maxi-scooter?
Tidak puas hanya dengan hasil studi banding dan fakta nyata di jalanan,
saya pun bertanya di salah satu milis skuter. Saya dapat beberapa
jawaban yang cukup memuaskan dan dapat menambah pengetahuan saya dalam
dunia perskuteran. Berikut kutipannya:
Oom Ryan wrote:
"Kymco Xciting pakai velg 15 dan 14. New Gillera Runner
sudah pakai velg 14 dan 13, yang lama pakai velg 12. Kalau soal
stabilitas, motor semakin besar pasti akan semakin stabil. Ini sih
menurut pengalaman saya. Saya pakai Xciting di luar kota, cruise di 120
km/h nyaman. Pakai Grand Dink paling enak cruise di 100 km/h."
Mas Riza wrote:
"Semakin besar roda semakin stabil (baca: manuver menghindari halangan
di depan lebih berat, kurang lincah, cocok di jalan lurus) makanya
membutuhkan teknik yang lebih untuk keamanan berkendara, contohnya
countersteering. Semakin kecil semakin lincah, negatif thinkingnya
dikatakan kurang menggigit jalanan, tidak begitu membutuhkan teknik
countersteering, makanya susah aku ngasih tahu cara countersteering di
dunia skuter, karena memang tidak membutuhkan."
Mas Achmad Hilman wrote:
"Intinya...titik berat motor ada pada posisi yang tepat pada saat bensin
terisi dan dinaiki. Inilah desain chasis. Perkara mau pakai velg ukuran
berapapun, tetap titik berat (baca : poros rebah) motor akan berubah
sesuai ketinggian motor. Karena itu perubahan ukuran velg dari 10
menjadi 12 dsb tetap akan terasa berbeda karena titik berat bergeser
naik 2 inchi."
Mas Ai Zeus wrote:
"Jangan lupa, kestabilan juga dipengaruhi G-Force, atau gaya tekan
kendaraan ke tanah. Perhatikan kendaraan F1. Mereka sangat memaksimalkan
G-Force ini untuk kestabilan kendaraan. MotoGP pun begitu, perhatikan
design fairing dan buntutnya. Fairing itu berfungsi untuk membuat aliran
udara bergerak di atas kendaraan. Udara itu juga membantu menekan
kendaraan ke bawah, sehingga G-Force yang didapat akan semakin tinggi.
Jadi faktor kestabilan kendaraan ada banyak komponen yang mempengaruhi."
Penjelasan yang lebih masuk akal,
bukan? Sayangnya saya belum menemukan penjelasan yang memuaskan mengenai
stabilitas skuter dalam kondisi jalanan basah. Menurut booklet Safety
Riding Berskuter yang saya peroleh, disebutkan bahwa "Pengendara yang bijak akan berhenti dan menepi di kala hujan lalu menunggu hujan berhenti." Di
beberapa artikel yang pernah saya baca tentang safety riding, memang
sebaiknya pengendara lebih berhati-hati di saat melihat perubahan
kondisi jalanan, meskipun hanya perubahan warna pada aspal.
sumber : www.maticholic.com